Jumat, 23 September 2016

TULUS

Jam setengah empat pagi, di kosan.
Setelah sholat malam dan tidak bisa tidur.
Perpaduan mata yang ngantuk tapi tidak bisa tidur, dan hati yang tidak bisa tenang.
Kemarin sore, tiba tiba grup wasap rame. Awalnya tidak tahu, apa yang terjadi hingga denting notifikasi handphone tidak berjeda beberapa detik.

Gemas dan penasaran.


Akhirnya kubuka, hal yang membuatku penasaran tadi.
Dan ternyata, isinya adalah deretan foto foto siap unduh. Ada kali lebih dari 15 an foto ayah dan ibu yang sedang jalan-jalan berdua. Yaa begitu, kencan seperti biasanya.
Kangen beliau berdua, akhirnya aku becandain mereka dengan pura-pura marah karena aku gak diajak.


Kukira ayah akan menjawab “hehehe.. kami Cuma iseng maen” atau “iya dong, kita kencan lagi” tapi ternyata tidak.
Ayah menjawab kalo sebenarnya ayah dan ibu baru ulang ziarah haji dari rumah salah satu temen kerja Ibu. Kemudian handphone ayah jatuh. Dan ternyata rumah anak yang nemuin handphone ayah deket dengan gunung Beruk, jadi beliau berdua sekalian mampir.

Sedetik kemudian, aku shock. Handphone-ayah-jatuh? Kok bisa?
Aku                 : lhoalah, kok bisa jatuh? Trus udah dibalikin?
Mungkin saat itu ayah lagi sibuk ntah ngapain gak tahu, makanya yang bales ibuk.
Ibu                   : Di taruh kantong, karena jalannya rusak jadi handphonenya jatuh gak tahu
Aku                 : Owalaaah
Ibu                   : Iya di balikin kok, trus sama ibuk dikasih uang tapi dia gak mau, ibu bilang ke dia biar dipake buat uang saku sekolah, dia malah nangis. Kasihan
Dari situ, tanpa sadar mataku mulai panas, pengen nangis.



Aku                 : Huwalaaah, lha gimana jadinya buk? Dia kelas berapa?
Ibu                   : Dia sekolah di SMP Sumberejo, akhirnya tak masukkan sakunya
Aku                 : Cowok apa cewek?
Ibu                   : Ibu tadi juga gak nanya. Anak cowok, ibuk kasih uang kayaknya takut banget. Anaknya polos banget, jujur.


Aku                 : Lha iyaa, jujur banget. Semoga sekolahnya lancar.
Ibu                   : Aminnn

            Bener-bener masih pengen nangis. Ternyata masih banyak orang baik di luar sana, dan salah satunya adalah anak yang barusan ditemui oleh ayah dan ibu. Ada sebuah pelajaran penting banget yang bisa aku rasain dari cerita ini, bahwa kita tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan milik kita, apapun itu dan dengan alas an apaun.
Dari sana, tiba tiba aku inget lagi tentang masalah masalah beberapa hari lalu yang bener-bener sukses bikin aku susah tidur. Aku diliputi dengan satu pertanyaan yang terus saja berulang-ulang muncul di kepala.

APA IYA AKU INI ORANG JAHAT? APA IYA AKU INI SEORANG PENCURI?

            Saakiit banget tiap kali denger dan baca kalimat-kalimat yang mengibaratkan kalo aku ini dianggap tidak lebih dari seorang pencuri. *ambil napas panjang*
            Selama 24 tahun hidup, tidak pernah sekalipun ayah atau ibuku membisiki dengan kata kata

            “kamu boleh ambil sesuatu yang kamu inginkan dari orang lain. Kamu boleh ambil apa yang kamu suka dan buat itu menjadi milikmu”

Aku mungkin gak pekaan, tapi aku masih bisa mikir kok mana yang baik dan mana yang buruk

Aku mungkin seenakku sendiri, tapi aku tahu kok apa yang boleh dan gak boleh aku lakuin.

Aku mungkin egois, dan bahkan jahat, tapi tak pernah ada niatan sedikit pun dalam diriku untuk menjadi seorang pencuri, menjadi orang yang merampas sesuatu yang menjadi milik orang lain, menjadi orang yang merusak hidup orang lain.

            Aku inget, aku pernah bertanya pada seseorang. Kenapa di dunia ini ada orang baik dan orang jahat? Dan dia cuma senyum sambil bilang 

“Allah menciptakan manusia dengan wujud yang paling sempurna, dianugerahi dengan tubuh yang baik dan dititipi dengan hati dan akal yang sama. Gak ada yang namanya orang jahat, yang ada adalah orang yang dulu kebaikannya tidak dihargai atau orang yang belum merasakan banyak kebaikan dari orang-orang sekitar .”

Tanpa kita sadari, kata kata yang keluar dari mulut kita benar benar bisa membuat kita berubah menjadi orang jahat, karena telah meninggalkan luka yang sangat dalam. Tanpa kita sadari, kadang kita terlalu sibuk mencari cari kesalahan orang dan akhirnya lupa kalau kita sendiri ternyata belum instrospeksi diri.


Coba deh, lihat sesuatu selalu dari dua sisi. Bukan hanya satu sisi. Dengarkan pendapat orang lain, jangan selalu berspekulasi sendiri dan akhirnya menarik kesimpulan sendiri. Semuanya bisa dibicarakan baik-baik, dibicarakan langsung, dibicarakan dengan tenang, dibicarakan dari hati ke hati.

0 comment[s]:

 

Beautiful Days Template by Ipietoon Cute Blog Design