Selasa, 06 Maret 2012

Me and Negeri 5 Menara

Malam readers,

* kondisinya baru pulang dari nonton sama Khusna, belom sempet ganti baju , lepas jilbab langsung nyalain laptop dan posting ini. bukannya apa apa, takutnya keburu lupa apa yang mau ditulis*

Dari judulnya aja udah keliatan , apa yang bakalan gue posting kali ini. Tidak salah lagi, tentang sebuah Film Keren yang baru rilis tanggal 1 Maret kemaren di bioskop bioskop kesayangan keluarga buyut gue *ngaku ngaku*

Kayaknya udah pada banyak yang nonton, dan mungkin juga .. gue bagai orang cupu yang mosting tentang sesuatu yang menurut gue keren buanget tapi orang lain udah tahu duluan. Mana ada serunya men?

Tapi tenang. Cerita gue bukan berbatas pada Filmnya doang. tapi tentang ..

Eits ..

Sebelumnya gue mau cerita tentang bagaimana lika liku perjalanan dan perjuangan gue demi duduk di kursi 21 warna merah yang empuk dan di ruangan gelap ber-AC yang jarang jarang gue nikmatin. 

*norak lu put? apaan biasanya juga pake kipas sate. sekali pake AC aja belagu*

boleh dong. gue SEKALI - kali belagu. Biarin aja *kibas rambut* #abaikan

Perjalanan gue gak semulus wajah  Asmirandah sob buat duduk di kursi 21 tadi. Karena eh karena *nyanyi dulu*
Entah karena apa, karena dosa siapa , atau karena gue salah makan apa . tiap kali gue bart planing buat ke 21 , selalu ujan. ITU MASIH PLANNING SOB !! *capslock jebol*
kurang nyesek apa coba, apa sampe segitunya semesta gak memperbolehkan gue yang cupu ini keluar dari kandang kos. an buat nge-gaul sebentar.

Sampai akhirnya hari ini gue nekat. Mungkin lebih tepatnya kalo judul postingan gue adalah "JALAN JALAN NEKAT" biar kesannya keren kaya di film film. Gue berdua sama Khusna, iya sama dia doang. seseorang yang sama sama mengalami ke-suram-an di malam rabu ini dengan indahnya melangkah ke gedung 21. Bukan karena apa apa, tapi emang orang orang yang bisa bergentayangan malem rabu ini hanya kita berdua, sohib gue yang lain pada gatau kemana arah gentayangan mereka.

Yups. Pukul 7 kurang gue sama Khusna udah nyampe di depan loket buat beli karcisnya.
Mau gue potroin tikeetnya? mau? gamau ya? yaudah kalo maksa nih gue kasih. kurang baik apa sih gue hah? #PLAK *memang minta digampar*

tiket gue. no 13 , the luckiest number :P


Nah itu. keren kan , gue dapet tiket Row L no 13 dan itu tepat depan sendiri. Pulang pulang kayaknya urat pala gue udah tegang gara gara gue 2 jam nontonnya naikin kepala mulu sambil nganga.


Para pemainnya ya itu, bisa di klik biar gede trus dibaca sendiri satu satu pemainnya. *keliatan males nulis*

Seperti dugaan gue, filmnya emang keren. FILM NYA KEREN
*sengaja di capslock biar .. biar apa coba? biar keren.*



Dari mulai setting tempat yang tidak lain adalah Pondok Madani atau Pondok Modern Gontor Darussalam yang ada di PONOROGO *di capslock lagi* 
iyaa men , PONOROGO tempat tinggal gue dari piyik
* Di capslock lagi dan makin merasa cantik*

Kurang bangga apa coba gue? Ponorogo sebuah kota kecil yang mungkin dulunya temen chating gue gatau POnorogo itu di belahan dunia sebelah mana sekarang gue bisa n`mpolin mereka dengan pernyataan

" APA? LO GATAU PONOROGO MEN? HAHAHA .. CUPU ABIS LO.. KETAUAN GAK NONTON NEGERI 5 MENARA, HAHAHA .."
*makin merasa cantik* *kibas rambut* *benerin kacamata*

Pas bulan Ramadhan kemaren , film ini syuting di Ponorogo sekitar satu bulanan. Mulai dari awal puasa sampai dengan beberapa hari menjelang Hari Raya. Gue sama temen gue Frista Aulia aka @nunaminoz dari @AbgPonorogo juga berkesempatan ketemu langsung dengan kak A.Fuadi yang tak lain adalah penulis novel trilogi ini, sempet foto foto , minta tandatangan, ngobrol , sambil liat syutingnya bareng.


$0A



Dan kak fuadi juga ngetwiit

klik buat fedein

" Ketemu @nunaminoz @abgponorogo @yunisdaputri di lokasi syuting N5M di Gontor"



Dan kurang afdol juga kalo sebuah film keren gak dibarengi dengan quote quote keren juga di dalamnya. gue sempet ngutip beberapa pas yang lain pada serius nonton gue diam diam ngetik di layar hape gue dan gue simpen di draft biar gue gak lupa.

MAN JADDA WA JADDA ( siapa yang bersungguh sungguh maka dia akan berhasil )
kalo ini emang quote andalan Negeri 5 Menara

- Janganlah menilai sesuatu itu hanya dari luar, akan tetapi masuki dan kemudian jalani hidup itu. Barulah kita tahu apakah hal itu yang terbaik untuk kita - Ayah Alif

- " Kau tahu apa kehebatan seorang jurnalis? Kamu bisa merubah dunia hanya dengan kata kata " - Fahmi ( Andika Pratama )

- Doing long miles ( gue belom yakin itu quote bener atau salah pendengaran. Tapi itu perkataan ustad Salman pada Alif pas tengah malem)

KE MADANI, APA YANG KAU CARI ?




Film ini bukan berisi tentang keseriusan perjuangan meraih cita cita, akan tetapi bagaimana terjalinnya keeratan kasih sayang antara Sahibul Menara yang telah mereka jalin sejak mereka masuk POndok Madani

Kekocakan kekocakan yang dibuat Atang dan Baso , dari mulai mereka berbagi susu kepada sahabat satu ruang, memberikan semangat pada Baso saat lomba pidato bahasa Inggris, terkena hukuman saling jewer, memperbaiki sebuah diesel, mengusulkan nonton piala thomas bersama, sampai akhirnya berpisah karena Baso harus pulang ke kampung halamannya karena neneknya sakit keras, Alif yang masih galau dengan keinginannya meneruskan SMA ke BAndung dan puncaknya mereka mengadakan malam seni bertema Ibnu Batutah yang mengesankan.


Dari sebuah cerita yang gue lihat tadi, gue teringat masa masa dimana dulu gue juga sering pergi ke Pondok Madani. Bukan dalam artian gue mondok di sana, tapi kakak gue dulu pernah mengenyam pendidikan di sana juga. Waktu itu gue masih sekitar 10 tahun, dan setiap jumat sore gue sama ayah pergi ke sana untuk sekedar menjenguk keadaan kakak. Walaupun udah jadul banget, gue ingat persis bagaimana sebuah kehidupan anak pondok harus dimulai dari nol. dari mereka mempersiapkan diri untuk masuk POndok dengan tes, bergotong royong mengangkat sebuah almari kecil untuk barang mereka, melihat mereka antri berjajar saat makan siang, mengibaratkan lonceng sebagai sebuah tanda fundamental untuk mengetahui apa yang harus mereka kerjakan, terburu oleh waktu, menerima hukuman dari komdis yang berlalu lalang dengan sepeda ontanya, sampai dengan mengembok sepasang sendal mereka dan kemudian dimasukka pada sebuah tas kecil khusus.

Gue juga inget, waktu mengunjungi kakak gue. ayah gue kaget melihat kepala kakak sepupu gue yang plontos ala deddy corbuzzier. kakak gue cuma bilang kalo dia kena hukuman gara gara telat dan melakukan beberapa kesalahan lainnya. Dan disana juga televisi dan radio tidak diperbolehkan, santri hanya dapat menimba informasi luar dari koran yang terpampang dan berganti setiap hari di mading pondok.

oh iya kalian tau,
mereka akan seperti kedatangan bidadari saat melihat perempuan berkunjung ke Pondok Madani. bagaimana tidak, setiap harinya mereka hanya melihat laki laki saja, bukan kah itu bosan?
Sayangnya waktu itu gue masih kecil. Gue dulu sempet kenalan sama seorang Komdis yang biasanya pake Sepeda yang berlalu lalang itu saat gue duduk di bawah pohon palem deket mading sambil nunggu ayah sholat di masjid. Gue udah lupa namanya, tapi gue inget satu kata dari dia yaitu

" Aduh , adek ..cantik cantik kok kakinya bonyok .."

JLEB !!

Jleb gue punya dua maksud, yang pertama gue girang karena dia ngakuin gue cantik. tapi begitu girangnya ampe gue nyungsep ke tanah gara gara dibilang kaki gue bonyok
Emang waktu itu gue sebagai anak hiperaktif baru "menjatuhkan diri dengan tidak sengaja "
 ( bahasanya dibuat sehalus mungkin ya ) dari sepeda makanya endingnya dapet tompel gede di kaki.


Film ini emang gak sedetail novelnya, tapi dari film inilah skemata kita setidaknya terbuka. Bagaimana sih sebenarnya perjuangan seorang santri yang hidup dalam sebuah pondok Madani yang besar dengan membawa cita cita besar dan diiringi dengan doa dan ikhtiar yang besar pula.
POkoknya, film ini wajib ditonton. apalagi bagi orang orang POnorogo *ehem promosi*

Oke, akhirnya hujan turun lagi setelah gue cerita panjang kali lebar kali tinggi.
hahaha
K-Bay !

7 comment[s]:

Suci Mine mengatakan...

memang filmnya bagus sista... sangat menginspirasi...

btw, semoga lehermu cepat sembuh ya krn duduk di kursi L... ^_^

Putrie Yunisda Mawarni mengatakan...

Memang filmnya sangat inspiratif , kak. Rugi kalo gak nonton

Soal leher? Kayaknya saya harus menrapkan cara tidur yg benar haha :D

Noni Setianingsih mengatakan...

tapi menurut aku novelnya lebih inspiratif..hehe.. yaiyaaalaaah ga mungkin satu novel dibikin film semua ya.

Tommy Novianto mengatakan...

besok baru bisa nonton -____-

Putrie Yunisda Mawarni mengatakan...

@Noni Shetya : hahaha iya pastilah. kalo sebuku dibikin film semua ya itu jadinya malah sinetron. hihihi.
tapi tidak mengurangi ke-inspiratif-an nya :D

@Tommy novianto : hehehe , aku juga keliatannya udah rada telat nontonnya Tom. gapapa, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Kozt mengatakan...

hayo.. utang.e ndg dibyar po.o.. hahaha

Putrie Yunisda Mawarni mengatakan...

@Kozt : jan .. perkoro utang ae apal. ckckck

 

Beautiful Days Template by Ipietoon Cute Blog Design