Hallo reader super ..
Hari ini gue punya cerita. Eh , bukan. Lebih tepatnya adek gue yang punya cerita ini. Dia pengen semua orang tahu tentang ini, tapi karena adek gue gak punya blog dan dia tidak bisa koar koar di dunia maya tau, jadi dia titip cerita ini ke gue. Biar gue yang nyeritain dan biar seluruh dunia tahu kalo dia seorang anak SD yang Nasionalis, begitu katanya.
Sebelumnya gue sama sekali gak pernah nyangkut nyangkutin dia di dalam blog, tapi kali ini karena dia benar benar bekerja keras. dan gue terharu karena usaha kerasnya, jadi di postingan ini dia bakalan jadi super hero seperti yang dia inginkan.
Gak perlu gue jelasin , siapa sosok di atas. Karena salah satu wujud kecil rasa nasionalisne seorang rakyat adalah mengenal nama Presidennya sendiri. Yap, beliau presiden republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Banyak yang tau gak sih kalo bapak negara kita ini berasal dari Pacitan? di sebuah kota kecil di ujung selatan pulau Jawa , di tepi pantai selatan. Dan hari rabu kemaren Pak Presiden pulang kampung.
APA ? PULANG KAMPUNG??
iya, biasa aja ekspresinya -__-'
Pak SBY kan juga manusia biasa, pengen kembali ke daeral asalnya. rindu dengan kampung halamannya. wetseh~ hahaha
Setau gue sebelumnya , pak SBY juga udah pernah pulang ke Pacitan pas beliau jadi presiden dulu. dan gue juga sempat lihat itu. tapi kali ini karena gue maaf, ehem .. sibuk tidur jadi gue gak ikut melambaikan tangan + bawa bendera sambil teriak teriak ala suporter Arema. Rabu kemaren pak SBY pulang ke Pacitan, setau gue beliau menghadiri sebuah peresmian apa gitu di Malang kemudian rabu siangnya terbang ke Madiun dan melanjutkan perjalanan ke Pacitan.
Adek gue waktu itu rabu pagi masih sibuk koar koar sambil petentengan di rumah kalo nantinya dia bakalan ketemua pak SBY . bisa dibayangkan dimana alaynya adek gue yang masih piyik itu mau nyambut kedatangan [ atau lebih tepatnya lewatnya ] pak SBY di jalan raya depan sekolahannya. Waktu itu, agenda pagi adek gue adalah nanam padi di sawah. eh? kok nanam padi? Begini, tenang saudara saudara.
adek lo kok malah nanem padi di sawah put? gak sekolah masa?
Begini.
Salah satu sistem pembelajaran di SD adek gue adalah praktik sekaligus belajar menanam padi di sawah. Kepala sekolahnya yang gak lain adalah ayah gue sendiri. ehem .. juga ikut turun tangan. selayaknya petani di desa , semua berpakaian ala kadarnya, gak guru gak murid semuanya berbaur jadi satu. Wihiii ~ sweet banget lah.
Oke, back to pak SBY.
Kira kira pukul setengah 10 pagi, ayah gue ditelpon salah seorang temannya yang mendapat kabar bahwa rombongan pak SBY akan sampai di Balong [ nama kecamatan gue tinggal ] jam 10.30. sontak anak anak beserta guru guru langsung dipulangkan dan bersiap untuk berkumpul di Polindes desa jam 10.15 pagi.
Sampai rumah, adek gue kelimpungan. di saat saat seperti itu dia sempet sempetnya galau, milih antara mandi dan gak mandi. Lama banget konspirasi antara gue, adek gue sama nenek gue, sampai akhirnya dia memutuskan untuk mandi. Gue baru sadar, kalo watak gak suka mandi bukan gue seorang yang mengalami, adek gue juga. mungkin bisa lebih akut dari gue. Dan gue juga mulai curiga, ini adalah sifat genetis bawaan, dari ayah atau ibu gue yang jarang mandi. bhahaha :D
Ayah gue juga kelimpungan, cepet cepet mandi, ganti baju dinasnya dan pergi duluan. mungkin beliau ingin mengkondisikan siswa siswa yang sudah ada di sana. Beberapa temen adek gue datang sudah rapi + cantik cantik pake baju pramuka, lalu adek gue siap dan berangkat ke polindes.
Gue yang pas itu lagi di rumah, lagi gak enak badan hanya bisa mantau dan tahu kabar kabar dari ayah gue yang bolak balik pulang ke rumah buat ngurusin urusan sekolah
Gue : yahh, udah lewat?
Ayah : beloom . pak SBY nya nunggin ayah, ayah lagi sibuk mau ke dinas dulu. jadinya belom lewat pak SBY nya
Gue: *dalem hati* demi apa? ayah gue rasis begini -___- ckckck
Dan dari sini sudut pandang cerita ini beralih ke adek gue.
Waktu itu jam setengah sebelas lebih sedikit. aku bersama Putri, Vinki dan anak anak lain udah siap di polindes, tapi baru Bu Guru Ana yang datang. Kami benar benar deg.deg.an dan tidak sabar, ingin melihat seorang presiden dari dekat. Iya, bukankah selama ini aku dan teman teman hanya bisa melihatnya di dalam layar kotak televisi? dan aku penasaran apakah wajah pak SBY masih sama dengan yang di tivi itu?
Bukan pertama kali aku melihat rombongan pak SBY pulang ke Pacitan, tapi tahun lalu aku tidak melihat pak SBY. Karena beliau duduk di sisi lain dimana aku melihatnya, jadi aku hanya bisa melihat bu Ani yang melambaikan tangan dan tersenyum pada kami.
Senang, iya senang. apa lagi? Kami bertemu seorang presiden, orang yang demi kehadirannya ke kampung halaman, ibupun tidak bisa leluasa pulang dari sekolah TK nya dan jalan jalan yang biasanya ramai harus mendadak sepi, bahkan Bagus, teman sekelasku bisa main futsal di sana. dia pasti sangat senang.
Hari itu kami bersama sama berangkat ke sebuah warung di tepi jalan raya yang akan dilalui rombongan presiden. Kami sudah siap, iya.
Beberapa teman juga terlihat senang, seperti aku. pikiran mereka juga pastinya sama denganku.
Ini kesempatan langka, lebih langka daripada aku harus meminta uang jajan lebih pada ibu saat aku meraih juara kelas. Ini sungguh luar biasa.
Jam tangan mungilku terus berjalan , tapi belum ada tanda tanda kalau rombongan itu telah dekat. Kami masih bersemangat, walaupun saat itu hari mulai gelap, bukan karena sudah hampir petang tetapi karena akan turun hujan. Kami tidak sampai berpikir ini akan memakan waktu 2-3 jam disini, dan tak terlintas kalau akan turun hujan.
Aku beberapa kali menghampiri pak polisi dan bertanya padanya,
sebenarnya rombongan itu sudah sampai mana? Pak polisi dengan kumis tipis dan berbadan gemuk itu selalu menjawab " mereka sudah dekat .." begitu sampai beberapa kali sampai aku lelah untuk bertanya lagi dan memilih menunggu.
tepat pukul 1 siang lebih beberapa menit, muncul bapak polisi dengan motor gede dan seseorang berteriak
" Rombongan sudah dekat .."
Kami tersontak. Cepat cepat kami mendekat ke jalan raya dan mengibarkan bendera bendera merah putih kecil yang telah kami siapkan.
Benar . Mereka datang dari utara , bunyi bunyi sirine yang " uuiiiuuuiiiuuuiii " makin terdengar jelas, mobil mobil mengkilap berderet dan lama lama mendekat.
Tepat di belakang mobil polisi itu mobil pak SBY. kaca mobilnya diturunkan penuh dan laju mobil menjadi pelan.
ITU PAK SBY !!
PAK SBY !! PAK SBY!!! !!!
teriakan riuh, aku juga tak mau ketinggalan. aku berteriak memanggil nama pak SBY sambil mengibarkan bendera. Beliau tersenyum sambil melambaikan tangannya. Dia benar presiden itu? DIa sama seperti yang di foto yang dipajang di depan kelas bersama lambang garuda itu, dan dia sama seperti yang ada di televisi. Dia benar benar PRESIDEN.
Hanya beberapa detik aku bisa melihatnya, karena mobil terus melaju. di belakangnya aku bisa melihat juga Ibas. Adei Baskoro Yudhoyono, yang beberapa waktu lalu kulihat pernikahannya di televisi. Dia juga tersenyum sambil melambaikan tangan.
Puluhan mobil berjajar dengan laju yang pelan sampai akhirnya berlalu dengan ditutup mobil polisi lagi.
Aku senang, Putri senang, Vinki senang , semuanya senang karena setelah melihat beliau kami menjadi bergembira lagi.
**
Itu lah akhir perjuangan panjang adek gue hari Rabu kemaren. yang bener bener gue sayangkan adalah kenapa dia gak ambil foto pas kerumunan itu berlangsung, gak ambil fotonya, atau ngerekam gitu. Gak ada kali ya dalam pikiran anak kecil kaya adek gue, udah liat aja senengnya nauzubillah.
Pulangnya , baru ibu gue yang kelimpungan. adek gue pulang dengan baju basah karena ujan + gak bawa payung tadi , ditambah dengan dia mulai bersin bersin gak karuan.
Sebenernya endingnya bukan disini, karena masih ada cerita pas kepulangan pak SBY ke Jakarta. tapi gak gue ceritain sekarang, mungkin di postingan mendatang. Ini aja gue udah mau packing, besok balik ke malang. padahal gue masih pengen lama lama dirumah. ckckck
Ada sebuah quote unik yang adek gue ciptain mengenai perjuangannya ini
Aku anak Indonesia, yang bangga dengan Indonesia.
Caranya dengan menyambut rombongan Presiden lewat depan rumah kita :)
Sekian dulu, perjuangan keras adek gue belom selesei sampai disini
Annyeong :)
2 comment[s]:
jangan jangan adeknya lebih nasionalis dari kakaknya muehehehe :D
ehehehe :D jangan keras keras :P
Posting Komentar