Kamis, 27 Januari 2011

Indahnya Kematian

Indahnya kematian

Jika ditanya , sebenarnya mati itu seperti apa ? apakah seperti filosofi orang orang awam , bahwa mati sama hal ya dengan lahir .. akan tetapi kejadiannya di balik ..
Sejatinya , aku juga tak tahu ..

Tapi di depan mata kecil ini aku melihat , bagaimana nanarnya sseorang yang tengah meregang nyawa ..
Aku seperti duduk di pojokan di antara puluhan orang orang berbaju hitam dengan tampang2 aneh yang sebenarnya saya tak kenal benar satu satu dari mereka . semua mata mereka tertuju pada primadona . ya , dia yang berada tepat ditengah kami semua . dia yang terbujur kaku tanpa perlawanan dan hanya mampu mengucap “ ALLAH” dilubuk terdalam hatinya ..
Beberapa menit kemudian , beberapa orang terisak . termasuk ayahku ..
Dia yang dari kemaren memang tidak tidur terlihat begitu nanar dan merah matanya ..
Aku belum berani mengambil tindakan apa apa . masih terdiam di pojokan itu ..
Perlahan barisan orang orang mulai pergi dan hanya tersisa ayah , ibu , kakek , budhe dan om ku disana . kembali membisu menatap primadona yang tak lain adalah nenekku . ya , perempuan 70 tahun . yang diujung usianya masih kuingat benar apa harapannya padaku .. dia pernah bilang “ om kamu pesen , kamu harus jadi orang hebat . bukan hanya om yang pengen kamu seperti itu . tapi juga aku” ..
Tubuh senjanya telah tertutup kain putih ..
Tanpa dijelaskan pun aku tau apa maksud semua ini ..
Terlalu retoris jika saat itu aku bertanya .. “ ada apa ini?”
Aku malah terlihat lebih bodoh dari keledai bodoh yang pernah ada di dongeng dongeng fiktif di televisi .
Perlahan ibu ku mendekat padaku dan berbisik ..
“ nenek sudah meninggal”
Air mata ku tak terkomando segera menetes deras melewati pipi dan membentuk sungai kecil disana .. gigiku gemeretuk , tak mampu berkata . aku hanya diam sambil terisak kecil ..

Inilah puncak dari semua sakit yang dirasakan nenek 7 bulan ini . waktu yang tidak sebntar untuk dihabiskannya menahan sakit ini . kalau memang ini jalan Tuhan untuk meringankan sakit dan perih yang dirasakan nenek . ya , kami ikhlas ..
Tepat pukul 5 pagi ..
Turun hujan .. seolah turut berair mata ..
Ya .. satu keluarga kami telah dipanggil Tuhan ..
Kala tubuh kaku itu dibalut dengan kain , aku mendekat pada kakek yang terduduk lesu di pojok ruangan .. sesekali dia mengusap kepalanya ..
Terlihat jelas . bahkan sangat jelas .. raut mukanya pucat , matanya merah karena belakangan kuketahui 2 hari ini kakek tidak tidur . dan tak henti hentinya menjaga nenek ..
Perlahan kudekati dan kupeluk beliau dari belakang ..
Dia meraih tanganku dan berbisik padaku dengan nada suara yang bergetar .. aku tahu , dia tak sanggup menyembunyikan sedihnya ..
“ ikhlaskan nenek , biar nenek jalannya dipermudah oleh Allah . kita harus tegas”
Sungguh . manusia normal macam aku saat itu , tak mampu lagi membendung air mata ini untuk jatuh . ya , tepatnya tidak terlalu yakin untuk mengiyakan tapi tetap berusaha meyakinkan hatiku kalau aku bisa melakukannya ..
Mata kakek jelas tertuju pada jasat nenek yang sekarang telah tertutup kafan . rapat ..
Mungkin saat itu kakek ingin sekali membuka kafan nenek dan mengatakan jangan pergi . ya , ini hanya persepsi seorang gadis 18 tahun seperti saya yang terlalu banyak memakan asam garam sinetron . tapi benar , raut wajah kakek seperti nya mengatakan demikian . cukup tau !
Meredanya hujan gerimis yang romatis itu diiringin munculnya sang pemilik pagi di ujung timur yang nampaknya juga terlalu lelah untuk bersinar . tatapannya parau dan terlihat pucat . enggan .
Kami sekeluarga menyolatkan jenasah nenek di ruang tengah rumah ..
Hening ..

Aku begitu tahu , bagaimana atmosfer rumah ini berubah begitu redup dan sesekali mendingin .. sholat yang hanya berjalan sekitar 7 menit itu berlalu dengan parau ..
Ya , tentunya untuk aku juga ..
Matahari sudah tiba sepenggalah ..
Inilah waktu menuju peristirahatan terakhir nenek ..
Tempat dimana nenek akan tidur kekal dan kembali bersatu dengan tanah sebagaimana kita dulu berasal .. puluhan orang memadati pemakaman itu ,
Menyaksikan dan sesekali hanya mendehem kecil dan hening ..
Aku pun hanya bisa diam .. mau berkata apa lagi ?
Perhormatan terakkhir kami berikan untuknya ..
Selayaknya pemakamanan lainnya yang diakhiri dengan doa .. dan tabur bunga
Beberapa menit sejenak , aku ingat kembali beberapa tahun lalu saat om ku juga dikebumikan disamping makam yang saat ini kudoakan ..
Mengingat lagi kepedihan yang akan selalu berakhir dengan titikan air mata jika aku semakin dalam mengingatnya . sudahlah . cukup
Aku .. atau tepatnya kamu hanya bisa memanjatkan doa semoga nenek diterima di sisi Tuhan .. diberikan tempat terindah , agar beliau bisa melihat kami di sini .. yang akan juga akan selalu mendoakan beliau dan om tentunya .. apakah nenek dan om akhirnya akan bertemu lagi ? ya. Kuharap nanti mereka bisa bertemu lagi. Di surga tentunya

0 comment[s]:

 

Beautiful Days Template by Ipietoon Cute Blog Design